KEB Intimate Bersama Kartika Soeminar Dalam Campaign #BrokenButUnbroken, Mengenali Apa Itu NPD



"Tahu nggak sih, nte? Ternyata selama 14 tahun aku pernah ngalamin hidup sama orang NDP. Dan aku tahu juga baru-baru aja. Setelah lihat konten-konten di media sosial," ujar kakak sepupu saya setelah melihat flyer yang saya share beberapa waktu lalu. Lalu kamipun sedikit flashback pada perlakuan-perlakuan ajaib yang pernah dia dapatkan sehingga membuat kami tidak habis fikir waktu itu. Kok bisa ya ada orang seperti itu.

Setelah akhirnya mulai banyak orang yang bercerita mengenai NPD di media sosial, kami jadi paham alasan di balik segala prilaku orang tersebut. 

Ya, NPD atau Narcissistic Personality Disorder memang bukanlah hal yang lazim didengar beberapa waktu lalu. Rasanya tidak banyak yang tahu kalau ternyata ada salah satu mental health yang bernama NPD. 

Hingga ketika makin ramai korban NPD bercerita di media sosial, barulah kami jadi tahu apa itu gangguan mental narsis yang berlebihan. 

Ternyata kami tidak sendiri. Ada banyak sekali perempuan di luar sana yang juga tidak tahu apa itu NPD. Salah satunya adalah Mbak Kartika Soeminar, seorang NPD abuse survivor yang selama 23 tahun mengalami segala verbal abuse dari pasangannya yang seorang NPD  yang akhirnya membuat Mbak Kartika mengalami mental health issue bahkan terkadang beliau masih merasakan trauma hingga saat ini. 

Karena itulah, perempuan kelahiran Surabaya ini memutuskan untuk mengadakan campaign #BrokenButUnbroken bersama dengan Cognito dan menggandeng KEB (Kumpulan Emak Blogger) mengadakan KEB Intimate Series untuk memberi edukasi tentang NPD.

Campaign #BrokenButUnbroken Kartika Soeminar, Seorang NPD Abuse Survivor dalam KEB Intimate Series


KEB Intimate, Campaign #BrokenButUnbroken bersama Kartika Soeminar
Pic: Mak Ranny 

"Selama 23 tahun saya mengalami verbal abuse. Dan sedihnya saya dulu nggak tahu apa itu NPD. Jadi ya saya terima-terima aja semuanya. Saya pendam sendirian. Nggak ada orang yang tahu. Akhirnya mental saya yang hancur. Berbulan-bulan saya menangis, trauma, ketakutan, marah pada diri sendiri. Bahkan akhirnya saya terkena anxiety..." cerita Mbak Kartika dengan bahasa tubuh yang masih menyiratkan rasa traumanya yang dalam.

Suasana intimate di KEB Intimate Solo
Pic: Ranny 

Mbak Kartika bercerita banyak tentang masa lalunya bersama seorang NPD dalam acara KEB Intimate Series beberapa waktu lalu.

Setelah sebelumnya diadakan di kota Jakarta, Bandung, Semarang, dan Jogjakarta, Solo menjadi kota ke 5 di mana KEB Intimate Series diadakan. Dan rencananya KEB Intimate ini juga masih akan berlanjut di beberapa kota yang lain.

Sesuai dengan judulnya, #KEBIntimateSeries hanya dihadiri beberapa anggota Emak Blogger yang terpilih dari tiap kota dan beberapa media. Tujuannya memang agar suasanya bisa lebih intimate sehingga cerita dan pengalaman Mbak Kartika sebagai seorang NPD Abuse Survivor bisa tersampaikan dengan baik. 

Setelah 23 tahun mengalami abuse dari seorang pengidap NPD, Mbak Kartika memutuskan berjuang melawan segala trauma dan anxiety-nya dengan berdiri di depan banyak perempuan dengan tujuan mengedukasi mereka tentang apa itu NPD dan bagaimana menghadapinya.

Mbak Kartika Soeminar, NPD Abuse Survivor 
Pic: Cognito

Ya, selama 23 tahun...

Mbak Kartika harus hidup berdampingan dengan seorang NPD, menerima segala perlakuan buruknya, hingga akhirnya beliau memutuskan untuk lepas. 

Mbak Kartika tidak pernah menyangka, pasangannya yang dulu begitu memujanya ternyata berubah ketika akhirnya mereka menikah. 

Sebelum menikah, pasangannya selalu memberikan perhatian, hadiah-hadiah, dan ucapan-ucapan manis.  "Love Bombing" istilahnya. 

Untunglah, ada temannya yang seorang psikolog memaksanya untuk bercerita. Dari situlah Mbak Kartika mengenal istilah NPD dan lalu mulai mempelajari apa itu NPD lebih dalam.

Tidak lama setelah itu beliau juga memutuskan untuk berpisah.

Meskipun demikian, Mbak Kartika masih harus menghadapi trauma demi trauma yang telah menjadi gangguan kesehatan mental.

Tidak ingin terpuruk terlalu lama, Mbak Kartika memutuskan untuk bangkit dan mencari cara menyembuhkan segala luka baatinnya.

Bertemu dengan psikolog, menulis, sampai membuat lagu (yang bisa didengarkan juya di media sosialnya) pada akhirnya bisa menjadi terapi yang membantu beliau untuk sembuh dan kembali menata hidupnya. Bahkan kini Mbak Kartika juga menulis sebuah buku mengenai pengalaman hidupnya.

Selain ketiga hal di atas, Mbak Kartika juga memutuskan untuk berbagi cerita. Dia ingin semakin banyak perempuan di luar sana yang makin aware tentang NPD. Karena memang nyatanya masih sangat sedikit orang yang tahu mengenai NPD ini.

Karena itulah Mbak Kartika memutuskan untuk mengadakan campaign #BrokenButUnbroken dan pada akhirnya menggandeng KEB untuk mengadakan live instagram dan KEB Intimate Series sebagai wadah baginya untuk berbagi agar semakin banyak orang yang teredukasi mengenai apa itu NPD. 

Beliau rela berkorban waktu, tenaga, bahkan materi untuk mengedukasi perempuan pada khususnya dan masyarakat banyak pada umumnya untuk lebih tahu tentang NPD, bagaimana mengenali seorang NPD, dan bagaimana caranya bangkit dari keterpurukan.

Mengenal Apa Itu NPD

KEB Intimate, Campaign #BrokenButUnbroken
Pic: Mak Ranny

NPD (Narcissistic Personality Disorder) atau gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan mental atau kejiwaan di mana pengidapnya memiliki perasaan yang berpusat pada dirinya sendiri. 

Ada beberapa ciri-ciri khusus dari seorang pengidap NPD, yaitu:

  • Love Bombing

  • Haus validasi

  • Gaslighting dan manipulatif

  • Haus pujian

  • Merasa paling penting/dibutuhkan

  • Krisis empati

  • Tidak bisa menerima kritik

  • Mau menang sendiri

  • Menganggap orang lain tidak sebanding dengannya.


Selain ciri-ciri di atas, biasanya pengidap NPD tidak segan merendahkan atau melecehkan orang lain secara verbal jika ada hal yang tidak berjalan sesuai dengan keinginannya. Bahkan di beberapa kasus yang juga marak di media social, pelaku NPD ini juga banyak yang melakukan KDRT dan selalu berselingkuh.

Menurut Ibu Dra. Probowatie Tjondroengoro, M.Si, seorang psikolog senior dan juga kepala Humas RS. Santa Elizabeth Semarang yang kemarin juga menjadi narasumber di acara KEB Intimate Solo, pengidap NPD seringkali memuji diri sendiri secara berlebihan. Hal tersebut bisa disebabkan karena pola asuh di masa kecil yang terlalu sering/ over mendapatkan pujian. Meskipun tujuannya bagus, ternyata pujian yang berlebihan ini beresiko pada munculnya gejala NPD di kemudian hari.

Ibu Probowatie, Psikolog 
Pic: Mak Ranny 

Selain itu, orang NPD biasanya juga tidak sadar kalau dirinya mengidap NPD. 

“Gejala obsesi kompulsif sangat melekat pada NPD, di antaranya manipulative dan butuh dikagumi. Hal ini bisa terjadi karena lingkungan masa kecil yang selalu mendapat pujian, sehingga ia merasa tidak pernah salah dan dengan berbagai cara, harus selalu dikagumi,” ucap psikolog yang kerap dipanggil dengan sebutan Bu Probo ini.

Lalu bagaimana jika kita terpaksa berhubungan atau menghadapi pengidap NPD? 

Menurut Bu Probo yang ternyata seorang penggemar katak ini, metode fundamental yang harus dibangun adalah pendekatan humanis. Kita bisa menghadapi mereka dengan cara yang lebih intimasi dan santun. Misalnya ketika orang dengan NPD ini mulai menunjukkan sikap kurang empati dan terlalu meninggi, bias dialihkan pembicaraannya pada hal-hal yang lebih positif.

Bu Probo menerangkan, ada lima langkah psikologis yang bisa diterapkan dalam menghadapi orang dengan gangguan NPD. Hal ini bisa dilakukan jika kita terpaksa menghadapi orang dengan NPD dengan tujuan untuk menjaga kesehatan mental kita sendiri. Yaitu: 

  1. Menerapkan Batasan

Menerapkan batasan adalah langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menghadapi orang dengan NPD. Kita bisa memilih untuk bersikap apatis alias cuek, mengurangi interaksi dan komunikasi dengan penderita NPD ini. 

  1. Afirmasi Positif

Menurut KBBI, afirmasi adalah penetapan yang positif; penegasan; peneguhan. Jika ditelaah, afirmasi pernyataan-pernyataan positif dan spesifik yang ditujukan kepada diri sendiri.

Ketika menghadapi orang dengan NPD, memberikan stimulus energi positif sangat diperlukan. Tujuannya agar kita memiliki kekuatan untuk mengubah rasa takut/cemas menjadi lebih kuat. 

Ucapkanlah kata-kata penguat mental seperti, “Saya semakin kuat, saya bisa menghadapi semua ini’, “Saya berharga, saya bisa,” setiap harinya.

  1. Journaling

Menurut Bu Probo, journaling yang bisa dilakukan ketika sering berhadapan dengan seorang NPD adalah terapi kertas. Caranya ambil secarik kertas lalu tulis dan gambarkan luapan isi hati/emosi terhadap orang dengan NPD ke dalam kertas tersebut.

Selanjutnya remas-remas kertas tersebut menjadi sebuah buntalan kertas, lalu robek dan buang. 

Terapi ini dianggap efektif untuk meluapkan rasa kesal kita terhadap pengidap NPD.

  1. Pendekatan Spiritual

Semakin meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan adalah salah satu cara yang bisa kita lakukan ketika menghadapi orang dengan NPD. Tujuannya agar kita bisa membawa diri dalam segala kondisi ketika berhadapan dengan mereka.

  1. Konsultasi dengan Ahli

Salah satu hal yang dilakukan oleh Mbak Kartika ketika akhirnya menyadari dirinya menjadi korban seorang NPD adalah bertemu dengan psikolog.

Hal yang dilakukan Mbak Kartika ini sangat tepat. 

Mbak Kartika memilih untuk berkonsultasi kepada ahli jiwa untuk segera mendapatkan pertolongan.

Menurut Bu Probo, ada banyak sekali terapi yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan mental kita. Apalagi ketika mental kita mengalami trauma berkepanjangan karena berhadapan dengan seorang NPD. 

Penutup

Shout out to Mbak Kartika…

Yang sudah berani mengalahkan segala traumanya dan juga berkorban waktu, materi, dan juga harta demi mengedukasi banyak perempuan di luar sana, termasuk kami, untuk lebih tahu apa itu NPD.

Dari campaign #BrokenButUnbroken di acara KEB Intimate ini ada beberapa hal yang berkesan menurut saya dari Mbak Kartika dan Bu Probo.

“Kita berhak bahagia, dihormati, dihargai. Dan jika di luar sana ada yang mengalami apa yang saya alami, jangan gegabah dalam mengambil keputusan. Usahakan untuk selalu berfikir positif, carilah teman-teman dan lingkungan yang supportive, temukan hobi yang kita sukai seperti olah raga atau menulis. Jangan terpuruk dan menyalahkan takdir. Apapun keputusan yang kalian pilih, bertahan atau berpisah, semoga adalah keputusan yang terbaik. Tapi ingat kalian berhak bahagia…”

Sedangkan menurut Bu Probo, kebahagiaan itu harus diciptakan. Jadi apapun kondisinya, jangan lupa untuk selalu mencipta bahagia, bersyukur, dan berfikiran positif. Ketangguhan setiap orang dalam menghadapi masalah pastilah berbeda, karena itulah jika sudah mengambil keputusan,jangan pernah lagi menengok ke belakang.

Sebagai penutup, semoga kisah Mbak Kartika dalam campaign #BrokenButUnbroken ini bisa menjadi manfaat dan edukasi bagi semua orang di luar sana. Semoga juga semakin banyak perempuan dan orang-orang yang teredukasi tentang apa itu NPD. Sehingga tidak ada lagi Kartika, Kartika yang lain di luar sana.

Dan untuk teman-teman yang ingin mengenal atau mungkin belajar soal NPD, bisa kunjungi akun media social Mbak Kartika atau gunakan hastag #BrokenButUnbroken ya. Kita tunggu bersama juga ya rilis buku Mbak Kartika di bulan Oktober nanti. 

Semangat mencipta bahagia, semuanya…

16 komentar

  1. Betul sekali, seringkali karena kurangnya edukasi kita tidak tahu harus bagaimana menghadapi perlakuan pengidap gangguan kepribadian NPD ini. Rasanya capek banget dan kena mental juga tapi ragu-ragu untuk pergi karena sang NPD biasanya begitu erat mengikat korbannya. Untung ada campaign dari mba Kartika ini jadi tercerahkan..

    BalasHapus
  2. Semoga langkah Mbak Kartika mengedukasi masyarakat tentang bahaya NPD bisa menyelamatkan lebih banyak korban-korban NPD

    BalasHapus
  3. wah jurnaling salah satu bentuk terapi mandiri juga ya mak. Aku juga pengen nih rutinin jurnaling. apalagi untuk teman-teman yang mengalami trauma dan depresi pasti butuh banget nih. Keren mb Kartika berani speak-up

    BalasHapus
  4. Aku nungguin banget buku mba Kartika launching nih. Yakin banget kalau jurnal yang ditulis mba Kartika pasti bisa jadi edukasi buat aku yang masih awam juga mengenai NPD ini. Keren banget sih beliau dalam menghadapi masa trauma dan move on bisa seproduktif ini

    BalasHapus
  5. Mba, harusnya di artikel ini juga ada fotonya mba ana lho ... Selain yang baca dapat info tentang NPD, mereka juga dapat info MC cetar yang available di Solo, hehehe ...

    BalasHapus
  6. Mbak Kartika wanita kuat, berdampingan dengan pengidap NPD selama 23 tahun.
    Alhamdulillah bisa ketemu psikolog dan akhirnya berani memutuskan berpisah. Walau setelah berpisah pun, tetap mengalami kecemasan.
    Semoga makin banyak yang paham tentang NPD ya dengan kampanye yang dilakukannya ini

    BalasHapus
  7. Aku berharap bakalan ada event lagi kayak gini, event yg lebih besar dan bisa diikuti banyak orang. Karena banyak loh yang belum paham tentang NPD ini. Pun dengan kesehatan mental lainnya kayak anxiety, menurut aku, penting loh Mak ada seminar yang ngebahasnya.

    BalasHapus
  8. Sedih ya denger ceritanya Mbak Kartika. Tiap kali dia cerita, aku tuh bisa ngerasain getar suaranya kayak masih ada luka gt. Tapi salut ama cara dia mengobati lukanya dengan hal yg positif seperti mengedukasi orang-orang mengenai NPD begini.

    BalasHapus
  9. Saya suka sekali dengan statement mbak Kartika yang bilang semua wanita (khususnya) berhak dihormati, dicintai, dan berhak bagagia. mari perjuangkan bahagia dengan cara sendiri.

    BalasHapus
  10. Menyimak ciri-cirinya, seperti yang diceritakan kakakku tentang (mantan ) suaminya. Ya ampun hampir kehilangan nyawa kakakku, syukurnya dia berani 'lari' dan memutuskan bercerai saja dari pengidap NPD macam mantannya. Serius nih... kampanye #BrokenButUnbroken perlu kita dukung sepenuhnya

    BalasHapus
  11. verbal abuse itu meski nggak melukai fisik namun pastinya bikin hati kita sakit ya, mbak. nggak kebayang deh gimana sakitnya mbak Kartika selama 23 tahun menghadapi pasangan yang NPD begini. Alhamdulillah sekarang beliau sudah bebas dan berbagi kisahnya lewat campaign ini

    BalasHapus
  12. Mungkin jadi seperti itu sih ya, di mana belum kenal istilah NPD, tetapi ternyata sudah ada di sekitar orang seperti itu.
    Sehingga memang perlu sosialisasi dan edukasi seperti ini, biar kita bisa lebih mewaspadainya lagi

    BalasHapus
  13. Aku nonton ka Ike pas Live IG sama ka Kartika.
    MashaAllaa~
    Struggling luar biasa untuk bisa lepas dari jeratan NPD ini yaa..

    Semoga seluruh wanita teredukasi dengan baik dan bisa speak up untuk mendapatkan kebahagiaannya.

    BalasHapus
  14. Banyak yang bahas NPD
    Saya jadi makin khawatir dengan diri saya
    Ah kapan ya bisa ke Surabaya supaya puas dengan bertanya langsung dan mungkin ada tesnya

    BalasHapus
  15. Aku yakin deh, kayanya masih banyak sebetulnya ya korban yang belum menyadari pasangannya ternyata NPD. Tapi dengan adanya edukasi kayak gini beneran berharap edukasinya sampai pada para korban dan mereka bisa lepas seperti mbak Kartika & sepupunya tadi

    BalasHapus
  16. Kayaknya saya perlu infoin nih bukunya mba Kartika ke teman saya. Kalau lihat dari ciri2nya 100% persis seperti sifat suaminya yang dicurhatin ke saya. Walau dia masih terjerat di lingkup NPD, minimal dengan baca buku Mba Kartika bisa menenangkan hatinya bahwa dia tidak sendiri dan dia bs berdamai dengan keadaan.

    BalasHapus